KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan (Prodi Ilkom FISIP Unpas) menyelenggarakan kegiatan kuliah umum yang lain dari biasa. Kegiatan yang disesaki sekitar 800 mahasiswa angkatan baru tersebut menjadi sebuah kuliah umum “anti-mainstream” yang digelar di Balai Sartika, Jalan Suryalaya Indah, Kota Bandung, Jumat 16 Desember 2022.
Biiasanya kuliah umum (studium generale) menghadirkan narasumber dari kalangan akademisi setingkat guru besar (profesor) untuk mentransformasi teori-teori akademik. Kali ini pembicaranya adalah empat selebritis yang belakangan terjun sebagai podcaster papan atas di negeri ini.
Mereka adalah Ananda Omesh, Surya Insomnia, Imam Darto, dan Angga Nggok. Keempatnya menjadi perintis Podkesmas atau Podcast Kesehatan Masyarakat, kini Podkesmas kian melebarkan sayap menjadi PAN, yaitu Podkesmas Asia Network. Podkesmas tayang eksklusif di platform layanan penyiaran musik dan siniar digital, Spotify.
Hadir pada kuliah umum tersebut Wakil Rektor I Unpas Prof Dr H. Jaja Suteja, SE., MSi., CFRM., DBA, Dekan FISIP Unpas Dr HM Budiana, Wadek I Dr Kunkunrat, MSi, Wadek II Dra Hj Yulia Segarwati, MSi, Wadek III Drs HR Sumardhani, MSi, Kaprodi Ilkom Unpas Drs Rasman Sonjaya, MSi, Sekprodi Vera Hermawan, MIkom, serta para dosen di lingkungan Prodi Ilkom Unpas.
Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan MoU dan PKS antara FISIP Universitas Pasundan dengan Podkesmas Asia Network.
“Ini bukan ‘anti-mainstream’ dalam pengertian asal beda. Sekarang kita hidup di era 4.0 bahkan akan terus berkembang menuju 5.0 dan seterusnya. Digitalisasi adalah keniscayaan. Dalam situasi ini dibutuhkan insan-insan kreatif untuk memanfaatkan ekosistem digital dengan membuat konten-konten yang menarik,” ungkap Kaprodi Ilkom FISIP Unpas H Rasman Sonjaya, MSi.
Dengan menghadirkan Podkesmas diharapkan mahasiswa semakin terbuka dan mendapat gambaran peluang-peluang apa saja dalam konteks digitalisasi. “Kami di prodi sudah menyiapkan diri dengan berbagai laboratorium komunikasi yang bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa guna menyiapkan kompetensi masa depannya,” katanya.
Rasman menegaskan tentu juga jangan membandingkan apa yang dilakukan Podkesmas dengan aktivitas mahasiswa. “Peluang di bidang siniar (podcast) hanya salah satu. Jangan membandingkan matahari dan bulan. Keduanya sama-sama bersinar pada rentang waktu berbeda,” ucap Rasman.
Banyak manfaat
Sementara itu, Dekan FISIP Unpas HM Budiana menegaskan kuliah umum yang digelar tidak sekadar “anti-mainstream” tapi harus tetap mengandung banyak manfaat yang dituai mahasiswa.
“Berbagi pengalaman semacam ini sangat penting bagi mahasiswa ilmu komunikasi. Ke depan, percepatan dan kecepatan teknologi akan semakin luar biasa. Inovasi dan kreativitas adalah keniscayaan. Anda para mahasiswa harus lebih inovatif dan kreatif. Tidak boleh puas. Komunikasi adalah prodi yang akan terus berkembang daya pikatnya,” kata Budiana.
Namun demikian, ia mengingatkan seberkembang apapun sebuah bidang yang digeluti, mahasiswa tetap jangan melupakan wawasan kebangsaan. “Media sosial jangan jadi alat untuk tidak produktif atau malah menyebarkan narasi kebencian dan tidak sopan. Pancasila tetap menjadi ideologi yang memartabatkan kita sebagai manusia,” ujarnya menegaskan.
Ia mengajak hadirin untuk dapat memadukan kemajuan ilmu pengetahuan dengan hikmah kemanusiaan dan budaya yang dimiliki. “Apalagi, kita ini orang timur. Masa kepada presiden kita malah memanggil dengan sebutan yang tidak sopan, misalnya,” ujarnya.
Bahkan, para kepala negara asing memberikan apresiasi tinggi atas apa yang dilakukan Pak Jokowi yang telah menjadikan local genuine menjadi menginternasional pada event KTT G-20 di Bali lalu. “Saya titip pesan kepada mahasiswa, menyebut nama presiden kita harus dengan sapaan ‘Bapak’ atau ‘Pak’. Kesantunan adalah segalanya,” ujar Budiana berpesan.
Kuliah umum yang dipandu Tresia Wulandari, MIkom sebagai master of ceremony serta M Fajri Chandra sebagai moderator berlangsung semarak. Banyak jokes segar dan cerdas yang dihadirkan oleh kuartet Podkesmas sehingga menuai tawa hadirin selama sekitar dua jam. Namun, hal tersebut tak mengurangi bobot akademik dan teoretis yang disampaikan karena keempat podcaster adalah juga para sarjana lulusan Prodi Ilmu Komunikasi.
Kegiatan ditutup oleh penampilan musik oleh kelompok mahasiswa serta para dosen. Penampilan grup musik dosen dengan nama “Daftar Pustaka” di pengujung acara bahkan menuai atensi dan apresiasi para mahasiswa.***
Komentar