KABUPATEN BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – Sinergi antara pengambil kebijakan di daerah dengan para guru besar menjadi salah satu kunci hadirnya pergerakan nyata membangkitkan potensi wilayah menjadi kenyataan (real thing) yang membawa manfaat dan kemaslahatan bagi masyarakat di wilayah tersebut.
Demikian disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Guru Besar Indonesia (DPD Pergubi) Jawa Barat Prof Dr Purwadhi, MPd dalam sambutan pembuka “Gathering (Building Creativity with Pergubi Jabar) dan Bincang Santai bersama Bupati Kab Bandung tentang Pembangunan Daerah”. Kegiatan dilangsungkan di Villa Simpay Kimfa, Ciapus RT 01, RW 06, Banjaran, Kab. Bandung, Sabtu 8 Oktober 2022.
Hadir pada acara tersebut para pengurus Pergubi Jabar antara lain Prof R Poppy Yaniawati, MPd (Sekjen Pergubi/Unpas), Prof Dr Atie Rachmitie, Prof Neni Yulianita (Unisba), Prof Heris Hendriana, Prof Euis Rohaeti (IKIP Siliwangi), Prof Meilinda Nurbanasari (Itenas), Prof Toto Sutarto Gani Utari (Unpas), Prof Robertus Wahyudi Triweko (Unpar), Prof Endang Caturwati (ISBI), Prof Ahman (UPI), Prof Iwan Pranoto, Prof Mulyaningsih (Uniga), dan lain-lain. Hadir pula Lurah Desa Ciapus Usep Suhendar dan jajaran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) setempat.
Acara Bincang Santai yang membahas potensi pengembangan pariwisata di Kabupaten Bandung dimoderatori oleh Prof Dr Endang Caturwati, SST, MS. Hadir sebagai narasumber Usep Suhendar, Direktur Politeknik Pariwisata NHI Bandung Andar Danova Lastaripar Goeltom, SSos, MSc, Dosen dan Peneliti Kepariwisataan UPI Dr Galih Kusumah, dan Prof Dr Toto Sutarto Gani Utari.
Dalam sambutannya, Purwadhi menegaskan jabatan guru besar di Indonesia jumlahnya sangat terbatas. “Karena jumlahnya yang sangat sedikit, jabatan ini sangat eksklusif dan istimewa. Jumlah anggota Pergubi sendiri sekitar 40 orang dan ibaratnya kami-kami ini adalah ‘para sopir tembak’ karena seringkali mendadak harus hadir memberikan pemaparan,” ungkap Purwadhi yang juga Rektor ARS University.
Bermanfaat
Dirinya berharap kehadiran Pergubi diharapkan semakin terasa kebermanfaatannya. “Terjalinnya sinergi dan kolaborasi yang baik dan berkelanjutan antara Pergubi Jabar dengan berbagai pihak menjadi harapan kita semua. Sinergi para guru besar dengan pengambil kebijakan di sebuah daerah menjadi kunci percepatan mewujudkan potensi daerah menjadi ‘real thing’ yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya menegaskan.
Ia melanjutkan, para guru besar sangat rindu bisa berbagi ada ide berpikir. “Pada saat mendampingi KKN tematik, ternyata setiap desa di pelosok potensi luar biasa banyak yang tidak tejamah. Ironisnya yang menjamah justru kalangan dari luar wilayah desa tersebut sehingga potensi yang luar biasa itu pada kenyataannya tidak dinikmati oleh masyarakat setempat,” kata Purwadhi lagi.
Para guru besar, katanya, berperan vital untuk ikut serta memajukan pembangunan di daerah. Selain itu, guru besar pada hakikatnya dipandang sebagai pendidik yang terus mendorong dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
“Berbagai pemikiran telah muncul dengan sangat bagus. Dan akan lebih baik lagi apabila dikembangkan untuk manfaat yang dapat dirasakan masyarakat. Inilah tantangan yang harus dijawab oleh pada guru besar” katanya
Sementara pada diskusi bincang santai yang dimoderatori Prof Endang Caturwati terungkap bahwa potensi wisata setiap wilayah di Tanah Air tidak kalah bahkan jauh lebih baik dengan potensi pariwisata yang ada di negara tetangga seperti Thailand atau Malaysia. “Akan tetapi, kenapa mereka bisa menjual destinasi wisata dengan baik karena faktor pengemasan. Inilah yang masih kurang dari potensi di Indonesia,” kata Toto Sutarto Gani.
Era desentralisasi saat ini telah menjadikan pemerintahan daerah berpusat pada penyelenggaraan pelayanan publik yang baik terhadap masyarakat, baik dalam pelayanan administrasi sampai kepada pelayanan dasar. Namun permasalahan muncul, di mana masih banyak masyarakat perdesaan yang tergolong prasejahtera. Sektor pariwisata dapat menjadi salah satu solusi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.***
Komentar