Oleh YULI ANDRIANI
Staf Pengajar Prodi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran

SAMPAH merupakan fenomena yang sampai saat ini menjadi masalah yang tidak juga mendapatkan solusi yang tepat dan tuntas. Permasalahannya semakin kompleks sejalan dengan meningkatnya populasi manusia sebagai salah satu kontributor sampah. Harian Pikiran Rakyat (21/02/2021) mengungkap urgensi pengolahan sampah di Kota Bandung dan sekitarnya, lengkap dengan opini pakar pengelola sampah. Salah satu masalah yang mengemuka dalam persampahan di lingkungan kita adalah melimpahnya sampah organik.
Karakteristik Sampah Organik
Sampah organik merupakan sampah yang dapat didegradasi oleh mikroba (degradable), dan biasanya berasal dari limbah sortasi sayuran, limbah pasar, limbah peternakan, pertanian, dan rumah tangga ataupun rumah makan. Volume limbah organik sangat tinggi di perkotaan karena berkorelasi dengan jumlah penduduk yang padat dan kegiatannya yang variatif, termasuk berkembangnya industri kuliner yang menghasilkan limbah organik harian yang cukup tinggi.
Penambahan volume sampah organik tanpa pengelolaan yang baik akan berpotensi mencemari lingkungan, karena salah satu sifat sampah organik terutama yang berasal dari kegiatan kuliner dan sampah pasar adalah mudah busuk dan mengandung kadar air yang tinggi. Selain itu limbah organik bersifat amba (bulk) dan bau busuk sehingga keberadaannya menghabiskan ruang yang banyak, dan seringkali mengganggu estetika lingkungan (Gambar 1).
(Sumber: bandung.pojoksatu.id).*
Potensi Pemanfaatan Sampah Organik
Ditinjau dari sisi kandungan gizi, limbah organik memiliki nilai nutrisi yang bervariasi, namun beberapa jenis memiliki kandungan gizi yang cukup untuk dimanfaatkan sebagai pakan ikan, ternak secara langsung maupun dengan menjadikannya media budidaya maggot sebagai bahan pakan. Selain itu sampah dapat diolah menjadi kompos dan sebagai sumber energi terbarukan (biogas). Adapun beberapa produk yang dapat dihasilkan dari sampah organik adalah sebagai berikut :
- Bahan Pakan Berbasis Limbah Organik Fermentasi
Sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan. Namun karena kandungan proteinnya rendah dan kadar serat kasar yang tinggi, sebaiknya dilakukan fermentasi agar kualitas gizinya meningkat (Tabel 1). Fermentasi dapat dilakukan dengan cara menambahkan sumber bakteri seperti ragi, probiotik cair ataupun serbuk ke dalam limbah, dan didiamkan dalam wadah tertutup selama 1 minggu. Proses fermentasi yang dilakukan pada bahan pakan terbukti mampu meningkatkan kandungan protein kasar dan lemak kasar, serta mampu menurunkan kandungan serat kasar sehingga bahan pakan tersebut memiliki kualitas nutrisi yang lebih baik dan mudah dicerna.
Tabel 1. Nilai gizi sampah organik sebelum dan sesudah fermentasi
Parameter | Limbah Non Fermentasi | Limbah Fermentasi | Perubahan |
Kadar Air (%) | 11,91 | 4,37 | -63,31% |
Kadar Abu (%) | 12,31 | 9,53 | -22,58% |
Protein (%) | 35,35 | 40,17 | +13,64% |
Serat Kasar (%) | 5,66 | 4,85 | -14,31% |
Lemak (%) | 10,82 | 10,66 | -1,48% |
Energi (Kkal/kg) | 3981 | 4049 | +1.71% |
Sumber: Hasil Analisis Laboratorium Nutrisi Ruminansia dan Kimia Pakan,Fakultas Peternakan (2022)
- Media budidaya maggot sebagai bahan pakan
Maggot merupakan larva dari serangga Black Soldier yang memiliki kandungan protein yang tinggi, sehingga sesuai untuk digunakan sebagai pakan ikan dan ternak unggas. Budidaya magot memerlukan media, salah satunya menggunakan sampah organik pertanian dan rumah tangga. Bila dijual dalam kondisi segar, harga maggot bisa mencapai 47 ribu/kg.
- Kompos
Kompos adalah bahan-bahan organik yang sudah mengalami proses pelapukan karena terjadi interaksi antara mikroorganisme atau bakteri pembusuk yang bekerja di dalam bahan organik tersebut. Bahan organik yang dimaksud pada pengertian kompos adalah rumput, jerami, sisa ranting dan dahan, kotoran hewan, bunga yang rontok, air kencing hewan ternak, limbah rumah tangga, serta bahan organik lainnya. Semua bahan organik tersebut akan mengalami pelapukan yang diakibatkan oleh mikroorganisme yang tumbuh subur pada lingkungan lembab dan basah. Disarankan komposisi sampah organik yang digunakan mewakili sampah kering (daun kering, serbuk gergaji) yang dikombinasikan dengan sampah basah (sayuran, limbah rumah tangga). Harga jual kompos saat ini lumayan tinggi. Di pasaran, harga kompos per karung 25 kg mencapai 10 ribu/karung.
Pengelolaan Sampah
Sampai saat ini pemerintah kita baru sampai tahap menyiapkan Tempat Penampungan Akhir (TPA) untuk sampah yang dihasilkan masyarakat. Sementara pengolahan sampah menjadi bentuk lain yang bermanfaat masih dilakukan secara individual maupun kelompok secara sukarela. Pemanfaatan limbah organik sebagai pakan ikan dan ternak,kompos maupun sebagai sumber energi terbarukan, pada gilirannya dihadapkan pada pemenuhan volume limbah agar proses produksi menjadi efisien. Walaupun secara teoritis limbah organik adalah bahan yang dibuang dan tak bernilai, tapi pada saat dicari dalam jumlah banyak tetap memerlukan biaya.
Masalah lain adalah saat dihadapkan pada kesadaran masyarakat dalam memilah sampah. Sampah yang tercampur antara sampah organik dan anorganik memerlukan energi, ruang dan waktu dalam proses pemilahan sehingga alur produksi menjadi lebih panjang dan tidak efisien.
Beberapa inisiasi pengolahan sampah berbasis masyarakat telah ditemukan saat penulis melakukan kegiatan PPM-KKN Integratif Periode Juli 2022, di mana sekelompok warga di Desa Gudang, Kecamatan Tangjungsari, Kabupaten Sumedang, telah aktif mengelola sampah warganya menjadi kompos. Produk tersebut selanjutnya digunakan oleh warga sebagai pupuk untuk kebun warga yang dimanfaatkan bersama. Hal ini merupakan aktifitas yang sangat positif dan diharapkan mendapatkan dukungan dari pemerintah agar kegiatannya lebih terarah dan penuh harap akan mendatangkan rupiah. ***
Komentar