KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – Kota Bandung berhasil turunkan angka kasus stunting periode 2020 – 2021. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanegara, dalam setahun tersebut angka kasus turun sebesar 1.3% atau sekitar 1.900an dari prevalensi balita di Kota Bandung.
“1,3 persen itu yang berhasil keluar dari status stunting ya,” ujarnya saat diskusi dengan Forum Diskusi Wartawan Bandung (FDWB) di Gelanggan Generasi Muda (GGM) Kota Bandung, Senin (4/7/2022).
Keberhahasilan itu menurut Ahyani berkat kerja bersama semua pihak yang tergabung dalam Satgas Pencegahan Stunting Kota Bandung. Diharapkan angka stunting di Kota Bandung terus mengalami penurunan atau tidak lagi ditemukan kasus baru.
“Kalau untuk kasus baru kita targetkan zero, tidak ada lagi kasus. Ini kita upayakan di antaranya dengan pemantauan dan edukasi ibu hamil terutama di masa seribu hari pertama masa kehamilan,” jelasnya.
Salah satu penyebab stunting menurut pakar kesehatan masyarakat dr. Elvine Gunawan adalah tingkat kepedulian masyarakat terhadap kesehatan yang masih kurang.
“Dari mulai pra nikah, usia nikah dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi harus terus ditingkatkan. Misalnya kesadaran untuk memeriksa rutin kehamilan, asupan gizi dan lain sebagainya harus ditngkatkan,” terang Elvine
Menurut Elvine, peran tokoh masyarakat, aparat wilayah dan tentunya tenaga medis harus memiliki kebersamaan dan pandangan yang sama untuk mencegah stunting.
Hal senada diungkapkan anggota Komisi D DPRD Kota Bandung Rendiana Awangga. Menurutnya, masih banyak masyarakat yang memandang asal terlihat sehat dan terpenuhi kenutuhan sehari sudah cukup.
“Padahal kan semestinya tidak cukup begitu. Orang tua harus memiliki kepedulian tentang gizi terutama untuk ibu hamil. Ada peran suami di situ, anggota keluarga lainnya dan juga tetangga di lingkungan sekitar,” tukasnya.
Dengan berbagai upaya edukasi yang gencar dilakukan pemerintah Kota Bandung saat ini, Rendiana berharap target zero kasus baru stunting di Kota Bandung bisa tercapai.***
Komentar