M Budiana: Jual Beli Atlet, “Kutu Busuk” dalam Pembinaan Olah Raga

KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – Maraknya fenomena jual beli atlet yang kerap terjadi dalam berbagai ajang multievent olah raga di Tanah Air menjadi “kutu busuk” yang harus disingkirkan dalam upaya menata dan membangun pembinaan olah raga nasional.  Salah satu upaya untuk hal itu adalah menjadikan Komite Olah Raga Nasional Indonesia (KONI) terutama di tingkat daerah berperan melajukan quality control serta bertindak tegas menyingkirkan mafia transaksional perpindahan atlet.

Hal itu ditegaskan oleh Muhammad Budiana, salah seorang kandidat kuat Ketua Umum KONI Jawa Barat dalam Diskusi Olah Raga “Menatap Masa Depan Olah Raga Jawa Barat: Prestasi, Pembinaan, dan Organisasi” yang diselenggarakan oleh Seksi Wartawan Olah Raga Persatuan Wartawan Indonesia (SIWO PWI) Jabar di Aula PWI Jabar Jalan Wartawan Kota Bandung, Kamis 16 Juni 2022.

Diskusi dibuka oleh Ketua Umum KONI Jabar Ahmad Saefudin dan dihadiri Wakil Ketua II KONI Jabar Yuyun Yudiana, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Asep Kusmana, Ketua PWI Jabar Hilman Hidayat. Selain Budiana, diskusi juga menampilkan dua kandidat KONI Jabar lainnya yakni Arief Prayitno  dan Gunaryo. Satu calon lainnya Daud Achmad tidak hadir pada acara tersebut.

“Siapapun Ketua KONI Jabar nanti, ‘quality control’ harus bagus. Tidak boleh bocor. Kalau di Jawa Barat tidak boleh ada ‘kutu busuk’ dan perkara jual beli atlet. KONI harus dapat menindak tegas pelaku mafia transaksi atlet,” kata Budiana menegaskan.

Pria yang juga pernah menjabat Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bandung ini memantik diskusi dengan mengusulkan KONI Jabar juga menjadi semacam komisi pengawas  yang dibentuk untuk lebih mengatur dan mengelola pembinaan keolahragaan.

“Usul ini lahir dari kegundahgulaan saya terhadap praktik yang kerap menggejala ini. Ada fungsi tambahan yang kemudian memberikan otoritas lebih kepada KONI untuk juga menindak praktik kotor jual beli atlet. Ini sangat penting karena praktik tersebut menjadi ‘kutu busuk’ dalam pembinaan olah raga kita,” ujar Budiana menguraikan.

Dalam paparannya, Budiana yang saat ini menjabat Ketua Harian KONI Jabar juga menyatakan pujiannya kepada KONI di bawah kepemimpinan Ahmad Saefudin. Khususnya di kepemimpinan periode kedua.

“Hanya Jawa Barat yang bisa juara umum PON secara berturut-turut. Hal ini terjadi di bawah kepemimpinan Bapak Ahmad Saefudin yang mampu memayungi semua komponen di dalam KONI dan seluruh pelaku olah raga Jabar,” ucap Budiana yang juga Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Pasundan.

Ia menambahkan dinamika di periode kedua luar biasa. “Nah, siapa pun ketua KONI baru nanti harus bisa seperti beliau. Pak Ahmad nyaris sempurna. Beliau ketua KONI yang akomodatif, tepat di tempat dan waktu,” katanya.

Tugas berat

Dalam pernyataannya, Ahmad Saefudin menegaskan tugas berat menanti siapapun yang kemudian menjadi ketua umum KONI Jabar yang baru. Hal tersebut utamanya terkait dengan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Sumatera Utara-Aceh pada 2024.

KETUA Umum KONI Jabar Ahmad Saefudin.* (DOK. PWI JABAR)

Pada dua pelaksanaan PON sebelumnya, Jawa Barat selalu menjadi juara umum. Setelah menjadi yang terbaik ketika menjadi tuan rumah pada PON XIX pada 2016, Jawa Barat juga menjadi yang terbaik pada PON XX di Papua pada 2021.

“Sebagai juara bertahan dua kali beruntun saya pastikan aka nada banyak provinsi yang ingin menggeser posisi kita. Tentu pekerjaan mempertahankan gelar juara itu sangat berat. Akan tetapi  saya telah memberikan kiat-kiat yang bisa dilakukan oleh ketua umum baru siapapun nanti,” kata Ahmad Saefudin.

Untuk menggapai target juara, kata dia, mengenalis kemampuan diri sendiri adalah keharusan. “Kemudian, kita harus tahu kemampuan calon lawan. Selanjutnya, kita kuasai arena pertempuran. Saat PON di Riau pada 2012, target Jawa Barat adalah memperbaiki posisi di klasemen. Target itu tercapai, Jawa Barat finis di posisi kedua dan kemudian semakin meningkat pada PON berikutnya,” ujarnya.

Untuk menuju yang target dan sasaran yang diinginkan, kata Ahmad, di dalamnya ada proses yaitu manajemen pembinaan, strategi, serta kolaborasi.  (M. Farrel/kontributor)***

 

 

 

 

 

 

 

Komentar