Bagi kota-kota yang wilayahnya sudah telanjur sangat padat penduduk, permukiman, perkantoran, gedung-gedung tinggi, dan bangunan pabrik, sudah lama diingatkan oleh pemerintah dan para pakar lingkungan untuk tetap memiliki ruang-ruang terbuka hijau (RTH). Selain itu, warganya dianjurkan untuk membuat lubang-lubang biopori atau sarana peresapan air. Juga tetap menanam pohon terutama bagi warga yang di pekarangan rumahnya masih ada sisa lahan. Apalagi bagi para pengelola kompleks perkantoran dan industri serta permukiman. Mereka harus mempunyai RTH, atau memiliki kesadaran untuk menanam sejumlah pohon atau tanaman hias.
Jika kesadaran itu juga dimiliki oleh warga perdesaan yang daerahnya berupa pegunungan, perbukitan atau pertanian, maka hal itu akan lebih baik. Karena pada dasarnya menanami lahan-lahan kosong dengan beragam pohon juga akan memperkaya air tanah. Jangan malah bersikap sebaliknya dengan menggunduli hutan atau membiarkan lahan-lahan pekarangan rumahnya miskin pepohonan.
Patut direnungkan pendapat kalangan pakar atau pecinta lingkungan hidup bahwa setiap peminum air sebaiknya juga merupakan pencinta pohon. Sebab pohon adalah tangki air yang paling alami. Paling sedikit 10 persen dari berat pohon hidup adalah air. Bahkan, di dalam pohon pisang, lebih dari separuhnya adalah air. Jadi untuk pohon besar dengan berat 6 ton, misalnya, air yang dikandung di dalamnya adalah 600 liter.
Dengan demikian jelaslah bahwa setiap pohon menyimpan cadangan air. Lebih dari itu, akar pohon menahan air di dalam tanah, dan daunnya menahan air serta embun di udara. Pendek kata, menanam pohon dan memeliharanya berarti menjaga ketersediaan air.
Di dalam Ensiklopedi Ilmu Pengetahuan Populer juga disebutkan bahwa pernah seorang ilmuwan menempatkan tumbuhan rye (gandum hitam) yang kecil dalam sebuah kotak tanah. Setelah empat bulan, tumbuhan itu digali dan akarnya ditelaah. Hasilnya? Sebatang tanaman kecil ternyata memiliki hampir 14.000.000 akar. Panjang gabungan akar-akar ini lebih kurang 623 km.
Dijelaskan pula bahwa suatu tumbuhan memiliki lebih banyak rambut akar daripada akar. Tumbuhan rye yang memiliki 14.000.000 akar itu mempunyai lebih dari 14.000.000.000 rambut akar. Rambut akar itu sangat memperbesar luas permukaan akar. Hal ini sangat penting karena rambut akar adalah bagian akar yang mengumpulkan zat makanan yang utama. Rambut akar ini berhubungan sangat erat dengan partikel-partikel kecil tanah dan melekatkan diri secara teguh pada partikel-partikel itu. Air tanah dan kandungan mineral yang larut di dalamnya berdifusi melalui dinding sel rambut.
Dengan gambaran potensi akar tanaman rye itu, kita dapat bayangkan betapa dahsyatnya keberadaan dan kekuatan akar dari jutaan atau bahkan miliaran pohon besar yang tumbuh di hutan di seluruh dunia. Ya, terutama kekuatannya untuk menahan atau menyimpan air di dalam tanah. Sebaliknya, betapa rapuhnya hutan-hutan di dunia ini setelah pohon-pohonnya ditebang secara membabi buta. (Widodo Asmowiyoto/Dewan Redaksi TuguBandung.id)***
Komentar