Sinyal Kebangkitan Honda di MotoGP 2022?

Maquez sempat diisukan harus pensiun dini di usianya yang baru 28 tahun. Ternyata Marquez bisa sembuh dan mengikuti  seri perdana MotoGP 2022.  Tampil pada dua tes pramusim di Sirkuit Sepang Malaysia dan Mandalika Indonesia akhir Februari lalu, menunjukkan kondisi Marquez sudah hampir pulih dan bisa turun berlomba sejak awal musim.

Hasil finis ketiga oleh Pol Espagaro dan Marc Maquez posisi kelima, mengangkat posisi timna Repsol Honda kini menguasai posisi teratas klasemen tim MotoGP 2022. Apa yang diraih Espargaro menaiki podium ketiga GP Qatar membuktikan Honda RC213V  tak hanya dirancang untuk sekadar gaya membalap Marquez seperti diperkirakan oleh banyak pengamat MotoGP.

Untuk 2022, HRC (Honda Racing Corporation) yang merupakan divisi motor balap Honda ,merancang Honda RC213V yang bisa memenuhi gaya balap. Bukan khusus karakter membalapnya Marquez.

“Saya kini bisa menguasai motor ini di tikungan dengan lebih baik dibanding RC213V tahun 2020. Saat itu saya agak sulit menguasainya  di tikungan dan saat akselerasi. Namun, musim ini pada tes pramusim Sirkuit Mandalika, Indonesia, saya bisa menjadi yang tercepat, “ungkap Espargaro pada rilis tim Repsol Honda.

Ia mengatakan bisa finis ketiga di Qatar yang bukan sirkuit favorit bagi Honda, bukti dirinya mampu menguasai Honda RC213V. “Saya bahkan bisa memimpin hingga empat lap terakhir. Saya kemudian harus sedikit mengendur karena ban depan jenis lunak mulai habis grip. Ini awal yang baik dan andalan Honda kini bukan hanya Marc Marquez, saya pun harus mulai diperhitungkan,” tutur Espargaro.

Sementara Marquez yang finis kelima di Qatar menyatakan belum siap sepenuhnya di seri perdana musim ini. “Saya hanya ingin mencoba kemampuan melawan semua pembalap papan atas untuk melihat kecepatan mereka. Fisik saya sudah hampir pulih dan mata saya juga  sudah tidak menjadi masalah lagi. Pada seri II di GP Indonesia, Sirkuit Mandalika, semoga saya semakin baik dengan dukungan Pol Espargao,” ujar Marquez pada rilis tim Repsol Honda. (Bambang Kunthady)***

Komentar