Wali Kota Bandung Dorong Penguatan Ekosistem Jasa Keuangan Non-Bank

KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) -Wali Kota Muhammad Farhan menilai, sebagai kota jasa, Bandung menghadapi tantangan ketimpangan di sektor jasa keuangan. Jika hanya mengandalkan sektor perbankan, maka ekosistem kota jasa akan timpang.

Oleh karenanya, perlunya inovasi dalam penyediaan layanan keuangan yang mendukung ekonomi masyarakat.

Hal itu diungkapkan Farhan saat bersilahturahmi dengan Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Barat, Darwisman, Senin, 26 Mei 2025.

“Kita perlu memperluas akses keuangan masyarakat melalui program inklusi yang lebih variatif,” katanya.

Dalam pertemuan tersebut, Farhan sempat menampilkam paparan capaian program inklusi keuangan yang telah digagas melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kota Bandung. Di antaranya:

– Program KEJAR (Satu Rekening Satu Pelajar) 625.777 rekening telah dibuka
– Program Buruan SAE, 475 kelompok aktif, Edukasi keuangan kepada 30 kelompok, Pendampingan sebanyak 27 kali dengan total 807 peserta
– Kredit Usaha Rakyat (KUR), 24.828 rekening, Total pembiayaan mencapai Rp 1.637,7 miliar
– Program Bandung Melawan Rentenir, 14 kampung bersih rentenir, 54 kegiatan dengan total 1.500 peserta, 2.036 pengaduan diterima oleh Satgas Anti Rentenir
– SALAPAK (Pelatihan dan Edukasi Keuangan untuk UMKM), Fokus pada edukasi keuangan, pemasaran, dan penjualan
– Bank Sampah Kang Pisman, 306 bank sampah aktif, 5.321 tabungan non-emas, 21 kegiatan edukasi di 50 sekolah dengan total 1.507 peserta

Farhan menyampaikan bahwa Kota Bandung harus menjadi kota jasa yang komprehensif, dengan industri jasa keuangan sebagai pilar penting.

“Apa artinya kota jasa tanpa industri jasa keuangan yang lengkap? Kita harus mendorong koperasi, lembaga keuangan mikro, dan juga lembaga non-bank lainnya agar tumbuh bersama,” ujarnya.

Farhan berharap momentum ini menjadi titik awal untuk menciptakan gelombang perubahan yang lebih besar.

“Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan wave yang bagus, menjadikan momentum ini untuk mengaktifkan desa keuangan, memperkuat ekosistem jasa keuangan, dan menciptakan kekuatan ekonomi baru di Kota Bandung,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala OJK Jawa Barat, Darwisman mengusulkan agar program-program seperti pembukaan rekening pelajar melalui KEJAR dilaksanakan secara lebih masif dan merata, bekerja sama dengan berbagai pihak.

Darwisman juga akan mendorong OJK untuk mendukung pengembangan produk keuangan lainnya, seperti pasar modal, asuransi, obligasi daerah, hingga mendorong UMKM agar bisa go public.

“Kami ingin Kota Bandung seperti kota maju lainnya, yang punya berbagai instrumen pembiayaan, dari tabungan, kredit, hingga instrumen pasar modal. Kita juga dorong pilot project pembukaan rekening KEJAR agar lebih luas,” tegasnya.

Pihak OJK Jawa Barat menyambut baik inisiatif Pemkot Bandung dan siap mendukung penguatan ekosistem jasa keuangan di Bandung.

Kepala OJK Jawa Barat menyatakan akan menindaklanjuti program-program strategis ini dengan sinergi yang lebih intensif, termasuk dalam penguatan literasi keuangan, dukungan terhadap koperasi produktif seperti Koperasi Merah Putih, penguatan BPR, serta pemberdayaan UMKM.

“Kami siap membantu capacity building, literasi keuangan, dan mendorong lembaga keuangan mikro agar makin kuat,” ujar Darwisman.***

Komentar