Pemkot Bandung Luncurkan Program Bandung Nyaah Ka Indung

KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – Suasana Balai Kota Bandung pagi tadi terasa berbeda. Udara terasa lebih hangat, bukan karena sinar matahari, tapi karena energi cinta dan empati yang memenuhi pelataran.

Diiringi alunan musik lembut dari para seniman lokal, dan suara merdu Melly Goeslaw yang menyanyikan lagu Bunda, para hadirin tampak menahan haru.

Tangis kecil terdengar ketika bait-bait lagu itu menyentuh sesuatu yang sangat dalam di hati—rasa syukur dan cinta kepada sosok paling mulia dalam hidup: ibu.

Di tengah suasana yang penuh haru itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung resmi meluncurkan program Bandung Nyaah Ka Indung, Senin, 14 Maret 2025.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan memimpin langsung peluncuran program ini yang merupakan bentuk kolaborasi untuk meningkatkan kesejahteraan kelompok rentan, khususnya para lansia perempuan.

Farhan mengatakan, program ini adalah kelanjutan dari kesepakatan seluruh kepala daerah se-Jawa Barat yang dipimpin Gubernur Dedi Mulyadi pada 7 April 2024 lalu.

“Alhamdulillah pagi ini kita berhasil meluncurkan program Nyaah Ka Indung sebagai bentuk kolaborasi yang melibatkan tidak hanya ASN, tetapi juga anggota dewan, Dharma Wanita, serta TP PKK,” ujar Farhan.

Ia mengungkapkan, program ini bertujuan membangkitkan empati terhadap kelompok rentan seperti lansia dan perempuan.

“Para ibu-ibu ini termasuk dalam paling tidak dua kelompok rentan: perempuan dan lansia. Kalau mereka juga disabilitas, itu sudah tiga lapis kerentanan. Maka empati harus jadi dasar dulu, baru kita bangun program teknokratis lainnya,” jelasnya.

Salah satu bentuk nyata dari program ini adalah keterlibatan aktif seluruh ASN Kota Bandung. Mereka diwajibkan mengadopsi satu “indung asuh” di lingkungan tempat tinggalnya, yang akan mereka bantu secara personal, terutama dalam akses terhadap kesehatan dan gizi.

“Ini pengembangan dari posbindu atau pos pembinaan terpadu. Kita ingin agar posbindu ini jadi lebih hidup dan punya dampak langsung,” kata Farhan.

Lurah dan RW akan berperan penting dalam memantau dan mengevaluasi keberjalanan program. Evaluasi pertama dijadwalkan dilakukan pada akhir bulan ketiga, dilanjutkan evaluasi total pada bulan keenam.

“Kita tidak akan hentikan program ini, tapi kita akan terus perbaiki. Ini jadi modal awal kita untuk memperkuat kembali posbindu-posbindu yang ada,” imbuhnya.

Farhan menyebut, program ini tidak bertujuan menggantikan peran keluarga atau seolah-olah mengasumsikan para lansia terlantar. Sebaliknya, ini adalah upaya bersama membangun kesadaran kolektif.

“Jangan berpikir negatif bahwa banyak lansia terlantar. Hal yang kita lakukan adalah membangkitkan empati agar peran posbindu bisa lebih optimal. Karena salah satu beban UHC (Universal Health Coverage) kita adalah lansia yang mengalami penyakit degeneratif,” jelasnya.

Pada peluncuran ini, bantuan simbolis diserahkan kepada 14 orang ibu lansia dari berbagai kecamatan. Para pejabat Pemkot Bandung, mulai dari Wali Kota, Wakil Wali Kota, Ketua TP PKK, dan sejumlahkepala dinas, menyerahkan langsung bantuan kepada ibu asuh mereka.

Beberapa ASN bahkan datang bersama ibunda tercinta mereka, memperlihatkan bahwa penghormatan terhadap ibu dimulai dari rumah.

Sementara itu, kegiatan ini pula mendapatkan dukungan dari DPRD Kota Bandung. Wakil Ketua DPRD Kota Bandung, Toni Wijaya mengapresiasi program Bandung Nyaah Ka Indung yang digagas Pemkot Bandung.

Ia pun akan mengajak 50 anggota DPRD Kota Bandung untuk ikut serta dalam program tersebut dengan menjadi pengasuh dari ibu asuh.

“kita sangat mendukung program Bandung Nyaah Ka Indung. Saya akan mengajak semua anggota DPD yang 50 orang secepat mungkin jadi ada kelanjutan,” katanya.***

Komentar