SERAMBI BI Jabar Dimeriahkan Halal Fair 2025

KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – Sebagai wujud komitmen Bank Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang Rupiah masyarakat, rangkaian program Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idulfitri (SERAMBI) 2025 dilakukan dalam bentuk layanan penukaran terpadu kolaborasi Bank Indonesia bersama perbankan di wilayah Jawa Barat. Tidak hanya menukarkan uang, dalam layanan penukaran terpadu kali ini masyarakat dapat menikmati bazar produk UMKM dan Pondok Pesantren OPOP, pasar produk pertanian hingga tebus murah menggunakan QRIS.

Kegiatan juga dimeriahkan dengan talkshow dan berbagai lomba untuk anak-anak. Rangkaian kegiatan sekaligus menjadi wujud kolaborasi Bank Indonesia bersama seluruh mitra kerja di daerah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, pengendalian inflasi, dan digitalisasi dengan tajuk “Semarak SERAMBI – Jabar Halal Fair 2025” yang merupakan bagian dari Road to Karya Kreatif Jawa Barat (KKJ), Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2025, dan National Halal Fair Road to West Java Sharia Economic Festival (WJSEF).

Rangkaian kegiatan secara resmi dibuka oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat pada Selasa (18/3/2025) di halaman Masjid Pusat Dakwah Islam (PUSDAI) Jawa Barat. Hadir dalam peresmian jajaran pimpinan perbankan, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH), Pimpinan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), serta keluarga pahlawan Jawa Barat yang tergambar dalam uang pecahan Rp50 ribu, Bapak Ir. H. Djuanda Kartawidjaja. Setelah resmi dibuka, rangkaian Semarak SERAMBI Jabar Halal Fair 2025 akan berlangsung hingga 20 Maret 2025 dengan berbagai layanan publik antara lain pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB), sertifikasi halal, hak kekayaan intelektual (merk), pembentukan badan usaha perorangan, BPOM, sertifikasi SNI, dan surat rekomendasi UMK.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Muhamad Nur, menegaskan bahwa rangkaian Semarak SERAMBI Jabar Halal Fair 2025 ini menjadi wujud komitmen Bank Indonesia bersama mitra kerja pentahelix di daerah.

“Dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui optimalisasi sektor UMKM dan ekonomi keuangan syariah sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru, dengan digitalisasi sebagai katalis untuk mengakselerasinya. Hal ini tentunya juga untuk semakin mengoptimalkan posisi Jawa Barat sebagai provinsi dengan jumlah pelaku UMKM yang cukup besar di Indonesia,” ungkapnya.

Data Kementerian KUMKM mencatat pada tahun 2023, jumlah UMKM di Jawa Barat mencapai lebih dari 7 juta pelaku, atau 11% dari total pelaku UMKM di Indonesia. Dari sisi ekonomi dan keuangan syariah, Jawa Barat sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia, memiliki potensi besar untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan keuangan Syariah sebagai penopang pertumbuhan ekonomi nasional.

“Potensi ini diperkuat dengan digitalisasi yang berkembang pesat di Jawa Barat,” tambah M Nur.

Data Bank Indonesia mencatat, Jawa Barat merupakan provinsi dengan pengguna QRIS paling tinggi di Indonesia. Pada Januari 2025, volume penggunaan QRIS tercatat sebesar 170 ribu atau secara nominal sebesar Rp 17,06 triliun.

“Kondisi ini mengukuhkan predikat Jawa Barat sebagai digital province. Melalui sinergi dan kolaborasi dengan seluruh mitra kerja, potensi ini terus diperkuat dan dikembangkan menuju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan dan inklusif dengan inflasi yang terkendali,” tambahnya.

Berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan uang Rupiah selama Ramadan dan Idulfitri, Muhamad Nur kembali mengajak masyarakat untuk menukarkan uang Rupiah hanya melalui layanan resmi yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan perbankan. Hal ini dikarenakan sudah terjamin pasti jumlahnya, pasti keasliannya, dan tanpa dipungut biaya. Lebih lanjut, Muhamad Nur juga mengajak warga Jawa Barat untuk (1) bijak berbelanja sesuai kebutuhan, tidak berlebihan/menimbun, dan memastikan kualitas setara dengan harga, (2) bijak berbelanja produk dalam negeri, khususunya produk UMKM, dan (3) bijak mengalokasikan uang Rupiah secara tepat dengan cara berhemat dan membiasakan budaya menabung/investasi. (Pun)***

Komentar