JAKARTA (TUGUBANDUNG.ID) – Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana tak pernah berhenti untuk terus aktif menjalankan Safari Silaturahim serta Sharing Komunikasi dan Motivasi. Pada Sabtu 8 Februari 2025 doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran itu menyambangi Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat).
Pada hari itu, Dr Aqua Dwipayana melaksanakan sharing bertema “Motivasi Baru menuju Prajurit Kopasgat yang Solid, Loyal, Mampu Bergerak Cepat dan Tepat dalam Melaksanakan Tugas” di Batalyon Komando 467 Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma Jakarta Timur. Peserta mencapai 80 orang.
Komandan Kopasgat Marsda TNI Deny Muis sengaja mengundang motivator kawakan tersebut untuk memberi pencerahan kepada semua komandan di jajarannya. Dr Aqua Dwipayana adalah satu-satunya pembicara dari luar di acara Apel Komandan Satuan (Dansat) Kopasgat Tahun Anggaran 2025.
Menjelang menyampaikan materinya Dr Aqua Dwipayana mengungkapkan setiap prajurit Kopasgat perlu menumbuhkan motivasi dalam dirinya agar selalu antusias dan optimal melaksanakan tugas-tugasnya. Hal itu dapat dilakukan dengan membangkitkan kesadaran dalam diri masing-masing.
“Motivator terbaik adalah diri sendiri. Setiap prajurit harus berusaha mewujudkan itu dengan mengetahui potensi dirinya dan mengoptimalkannya,” ucap Dr Aqua Dwipayana.
Para komandan, lanjut pria rendah hati itu agar mendorong semua prajuritnya supaya selalu antusias setiap melaksanakan aktivitas mereka terutama menuntaskan seluruh amanah yang diberikan kepada mereka. Dengan begitu maka kinerjanya akan optimal.
Sebagai komandan, ujar mantan wartawan di banyak media besar ini, harus selalu memberi teladan. Ucapannya sama dengan perilakunya, sehingga para prajurit mencontohnya.
Keteladanan itu menurut Dr Aqua Dwipayana tidak hanya ditunjukkan komandan, tetapi juga keluarganya, istri dan anak-anaknya. Konsisten melakukan semua hal positif tersebut.
Untuk mewujudkan soliditas dan loyalitas tutur pembicara yang telah memotivasi lebih dari 2 juta orang baik di Indonesia maupun di puluhan negara itu, harus berupaya secara maksimal melaksanakan komunikasi yang efektif. Hal ini mutlak dilakukan dan secara terus-menerus.
“Komunikasi yang efektif tidak hanya memperkuat soliditas di satuan tetapi juga secara signifikan meningkatkan kualitas kerja baik individu maupun organisasi. Hasilnya dapat dirasakan bersama-sama,” papar pria yang mendalami Ilmu Komunikasi ini secara komprehensif itu.
REACH Plus A+C
Efektivitas komunikasi kata Dr Aqua Dwipayana yang kuliah S1, S2, dan S3-nya linier Ilmu Komunikasi dapat dilaksanakan dengan rumus REACH Plus A+C. Hal ini mengacu pada lima aspek yang dapat dilaksanakan secara universal.
Aspek pertama adalah sikap menghargai orang lain tanpa kecuali yang diwakili dengan kata “Respect”. Pria yang telah mengumrohkan ratusan orang ini menegaskan di mana pun kita berada, jangan pernah menganggap remeh siapa pun. Hormati dan hargai semua orang yang berkomunikasi dengan kita.
“Jangan karena punya pangkat dan jabatan, merasa lebih hebat dari yang lain. Sehingga tidak menghargai orang lain,” kata pria yang selalu bicara apa adanya itu.
Amanah sebagai prajurit, ujar Dr Aqua Dwipayana, sebaiknya dimanfaat sebaik-baiknya dengan menghargai semua orang. Sehingga semuanya merasa nyaman saat bekomunikasi.
Selain itu, tambah bapak dari Alira Vania Putri Dwipayana dan Savero Karamiveta Dwipayana ini, orang yang diajak berkomunikasi tidak ragu-ragu menyampaikan berbagai informasi. Sehingga banyak memperoleh data dan masukan.
Kedua adalah sikap “empathy” (empati). Semua prajurit harus bisa merasakan yang dirasakan orang lain. Ini juga penting buat para komandan kepada seluruh anggotanya.
“Upayakan bisa merasakan yang dialami orang lain.Dengan begitu semuanya merasa nyaman. Apalagi kalau kemudian dapat membantu mengatasi kesulitan mereka,” tutur Dr Aqua Dwipayana.
Mantan anggota Dewan Pakar Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) tersebut menyarankan untuk selalu berempati pada setiap orang terutama yang ada kaitan dengan aktivitas yang dilakukan. Hal itu dapat membuat komunikasinya jadi nyaman dan lancar sehingga tujuan melaksanakan komunikasi tercapai.
Ketiga adalah “audible” atau dapat dipahami dan dimengerti. Berusahalah agar semua yang disampaikan kepada orang lain termasuk jajaran, pesannya dapat mereka terima dengan baik.
“Upayakan semua pesan yang disampaikan diterima secara maksimal dan dapat dipahami oleh penerima pesan. Ini sangat penting agar mereka tidak salah memahaminya sehingga umpan baliknya sesuai dengan yang diharapkan,” ungkap penulis buku “super best seller” yang berjudul “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi” ini.
Aspek selanjutnya adalah “clarity” atau kejelasan dari semua pesan yang disampaikan. Jangan sampai menimbulkan multi interpretasi atau tafsir yang akhirnya tujuan berkomunikasi tidak tercapai.
“Clarity” bisa juga diartikan sebagai upaya melakukan transparansi dalam berkomunikasi. Perlu membiasakan hal ini, tanpa menutup-nutupi informasi, agar penerima pesan menjadi percaya.
Apapun pesan komunikasi yang disampaikan harus dapat dipahami oleh pihak lain, dengan penyampaian yang sederhana dan apa adanya.
“Semua pesan yang disampaikan harus jelas agar tidak terjadi multi interpretasi atau penafsiran yang berbeda dari penerima pesan. Jika itu terjadi dampaknya bisa fatal,” tegas Dr Aqua Dwipayana.
Terakhir adalah “humble” atau rendah hati. Jangan pernah tinggi hati dan sombong karena itulah awal dari keterpurukan kita sebagai manusia.
“Contohnya adalah jabatan seseorang. Itu ibarat kapas di ujung telunjuk. Begitu ditiup bisa langsung hilang. Sebagai manusia tidak ada yang perlu kita sombongkan. Semuanya milik Tuhan. Kita hanya dititipkan saja. Setiap saat yang kita miliki bisa diambil pemilikNya dan kita diminta pertanggungjawabannya,” terang Dr Aqua Dwipayana.
Semakin tinggi jabatan dan pangkat seseorang, kata Dr Aqua Dwipayana, seharusnya orang tersebut makin rendah hati. Bukan sebaliknya yang akhirnya dapat merugikan dirinya dalam jangka panjang.
“REACH” menurut pria yang berasal dari Kota Padang, Sumatera Barat ini, tidak ada artinya jika tidak dilengkapi dengan huruf ‘A’ dan ‘C’ yakni Action dan Consistency atau Tindakan nyata dan cepat serta Konsistensi dalam pelaksanaannya. Jadi yang paling penting adalah implementasi pelaksanaannya secara terus-menerus.
Komunikasi itu ungkap Dr Aqua Dwipayana kelihatannnya sederhana. Bahkan ada orang yang menyepelekannya. Apalagi merasa sejak lahir setiap hari telah berkomunikasi.
“Padahal komunikasi itu vital sekali. Jika tidak hati-hati dalam berkomunikasi dampaknya bisa fatal. Telah banyak contoh mengenai hal ini,” tegas Dr Aqua Dwipayana.
Pria yang dekat dengan jajaran TNI ini menekankan pentingnya soliditas dan loyalitas sebagai fondasi utama prajurit Kopasgat. “Sebagai pasukan elite, para prajurit harus selalu menjaga kekompakan dan loyalitas terhadap satuan serta komandan. Kecepatan dan ketepatan dalam bertindak tidak hanya bergantung kemampuan fisik, tetapi juga pada kesiapan mental dan komunikasi yang baik,” tegas pria yang suka membantu sesama ini.
Dr Aqua Dwipayana juga mengajak para prajurit untuk terus mengembangkan diri dalam menghadapi dinamika tugas di lapangan. “Dalam setiap penugasan, para prajurit harus mampu beradaptasi dengan cepat, berpikir strategis, dan menjalankan tugas dengan penuh dedikasi. Jangan pernah berhenti belajar dan berlatih, karena tantangan ke depan semakin kompleks,” ucap pehobi menulis itu.
Komando Pasukan Gerak Cepat
Komando Pasukan Gerak Cepat (disingkat Kopasgat, atau sebutan lainnya Korps Baret Jingga), merupakan pasukan khusus yang dimiliki TNI Angkatan Udara. Kopasgat merupakan satuan tempur darat berkemampuan tiga matra, yaitu udara, laut, darat.
Setiap prajurit Kopasgat diharuskan minimal memiliki kualifikasi para-komando (Parako) untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional, kemudian ditambahkan kemampuan khusus kematraudaraan sesuai dengan spesialisasinya.
Tugas dan tanggung jawab Kopasgat sama dengan pasukan tempur lainnya yaitu Satuan Tempur Negara. Sebagai Pasukan Pemukul Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang siap diterjunkan di segala medan baik hutan, kota, rawa, sungai, laut untuk menumpas semua musuh yang melawan NKRI.
Hal yang membedakannya adalah Kopasgat mempunyai ciri khas tugas tambahan yang tidak dimiliki oleh pasukan lain yaitu Operasi Pembentukan dan Pengoperasian Pangkalan Udara (OP3U) untuk merebut dan mempertahankan pangkalan serta selanjutnya menyiapkan pendaratan pesawat dan penerjunan pasukan.
Kopasgat bertugas membina kekuatan dan kemampuan satuan. Pasgat sebagai pasukan matra udara selalu siap operasional dalam melaksanakan segala misi operasi militer perang maupun non militer selain perang, perebutan sasaran, pertahanan objek strategis Angkatan Udara, pertahanan udara, operasi khusus dan khas matra udara dalam operasi militer atas kebijakan Panglima TNI.
Warna baret jingga Pasgat terinspirasi dari cahaya jingga saat fajar di daerah Margahayu, Bandung, yaitu tempat pasukan komando ini dilatih. Kopasgat bermarkas di dalam Lanud Sulaiman Margahayu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
- Total prajurit Kopasgat saat ini sejumlah 6.174 orang baik dalam formasi maupun yang bertugas di luar formasi seperti di Mabes TNI, Mabes TNI AU dan di berbagai kementerian dan lembaga lainnnya.
- Tempat bertugas di Bandung, Jakarta, Subang, Bogor, Madiun, Yogyakarta, Malang, Makassar, Kupang, Biak, Medan, Pekanbaru, Pontianak, Natuna, Lhokseumawe, dan Banda Aceh. Selain itu melaksanakan penugasan di luar negeri pada Misi Pemelihara Perdamaiam di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa: Lebanon, Republik Demokratik Kongo, Republik Afrika Tengah.
Visi Kopasgat :
- Menjadi prajurit yang profesional, bermoral, dan berwawasan nasional.
- Profesional: terdidik, terlatih dilengkapi dengan persenjataan yang memadai dan melaksanakan tugas secara efektif dan efisien.
- Bermoral : sikap, tindak, dan ucapan merupakan langkah baik.
- Berwawasan nasional : memiliki pengetahuan dalam segala bidang dan melaksanakan setiap tugas yang diemban berdasarkan kepentingan negara.
Misi Kopasgat :
Melaksanakan operasi militer khususnya dalam rangka mendukung tugas TNI Angkatan Udara.
Untuk mewujudkan misi tersebut Kopasgat sebagai komando utama pembinaan TNI Angkatan Udara melaksanakan kegiatan sebagai berikut :
- Membina kekuatan, kemampuan, dan kesiapan operasional Kopasgat dalam rangka mendukung tugas TNI AU.
- Membina kemampuan dan kekuatan baik personil maupun materil Kopasgat, dalam rangka mendukung tugas TNI Angkatan Udara.
- Membina kemampuan Kopasgat dalam melaksanakan pertahanan alutsista, dalpur, dallan, dan sarpur.
- Membina kemampuan dan kesiapan operasional Kopasgat dalam melaksanakan operasi lain sesuai kebijakan Panglima TNI.
- Membina kemampuan dan kesiapan operasional Kopasgat dalam melaksanakan operasi khusus.
Pimpinan: Komandan Komando Pasukan Gerak Cepat Marsma TNI Deny Muis, S.E., M.M.
Motto Kopasgat “Karmanye vadikaraste mafalesu kadatjana,” yang diambil dari kitab Bhagavad Gita (sloka 2.47), mencerminkan filosofi mendalam yang menjadi pedoman setiap prajurit Kopasgat.
Makna filosofi yaitu setiap prajurit Kopasgat diajarkan untuk :
- Bekerja dan mengabdi dengan dedikasi tanpa pamrih.
- Bertugas dengan ikhlas tanpa mengharapkan pujian, jabatan, atau penghargaan, melainkan menjadikan pengabdian sebagai tujuan mulia.
Filosofi ini memotivasi prajurit Kopasgat untuk selalu mengutamakan kewajiban sebagai pelindung bangsa dan prajurit yang berpegang pada prinsip kerja keras dan kesetiaan tanpa tergoda oleh penghargaan atau kepentingan pribadi.
Nilai-nilai yang selalu ditekankan Komandan Kopasgat :
- Di dalam darah prajurit Kopasgat mengalirkan keberanian, hati kita dipenuhi semangat juang yang tak tergoyahkan! Kita telah menaklukkan berbagai tantangan, membuktikan bahwa Kopasgat bukan sekadar satuan, tapi keluarga yang solid, kuat, dan tak terkalahkan!
- Hari ini, tanamkan dalam diri: langkah kita harus lebih besar, lebih kuat, lebih bermakna! Tak ada kata takut, karena keberanian mencoba adalah kemenangan sejati!
- Bersama kita hebat, Bersama kita kuat, Bersama kita menang!
- Terus maju, pantang mundur! Komando!***
Komentar