Warga Rela Antri Untuk Mendapatkan Beras Murah

CIAMIS, (TUGU BANDUNG ID).- Harga beras dinilai masih tinggi, hingga warga rela antri untuk mendapatkan beras murah, pada Operasi Pasar yang digelar di Halaman Kantor Kecamatan Ciamis, Senin (13/2/2023).

Operasi pasar ini sebagai upaya menjaga keterjangkauan harga komoditas pangan strategis, khususnya komoditas beras.

Sekretaris Daerah Kabupaten Ciamis Tatang mengatakan, operasi pasar ini salah satu upaya menekan harga beras yang melambung tinggi dalam beberapa hari terkahir ini.

“Gelaran operasi pasar ini untuk memastikan harga-harga komoditas pangan yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat tetap tersedia dan tentunya terjangkau,” katanya.

Ia juga menyebut bahwa kegiatan ini merupakan bentuk komitmen Pemerintah Kabupaten Ciamis bersama berbagai pihak terkait antara lain Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya, Perum Bulog Sub Divre Ciamis dalam wadah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

Lanjut Tatang, kegiatan operasi pasar ini juga merupakan bagian dari program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang akan dilaksanakan di seluruh daerah dan sepanjang tahun 2023.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya Aswin Kosotali mengatakan, terkait perkembangan harga pangan strategis di wilayah Priangan Timur saat ini, berdasarkan data dari BPS periode Januari 2023, Inflasi di Priangan Timur – yang diwakili oleh Kota Tasikmalaya sebagai kota yang disurvei oleh BPS – secara bulanan mengalami kenaikan sebesar 0,41% (mtm).

Kenaikan ini searah dengan kenaikan tingkat inflasi nasional dan Provinsi Jawa Barat pada periode tersebut, yang masing-masing mengalami kenaikan sebesar 0,34% (mtm) dan 0,47% (mtm).

Sekalipun kenaikan tersebut cenderung melandai dibandingkan pada Bulan Desember 2022, kata Aswin, namun tingkat inflasi secara tahunan di Priangan Timur masih di atas rentang target 3±1%, yakni sebesar 6,61% (yoy).

“Kenaikan tersebut disinyalir merupakan dampak dari keterbatasan pasokan akibat curah hujan yang tinggi pada periode tanam di sepanjang penghujung akhir tahun 2022 dan diperkirakan akan berlangsung hingga Maret 2023,” katanya.

Menurutnya, salah satu di antara komoditas hasil pertanian yang terdampak adalah beras. Tentunya, hal ini perlu menjadi perhatian mengingat beras merupakan salah satu bahan pangan utama yang memiliki andil besar dalam keranjang komoditas inflasi di daerah.

Oleh karena itu, lanjut Aswin, perlu dilakukan berbagai langkah strategis untuk dapat menjamin ketersediaan pasokan beras dan komoditas strategis lainnya agar risiko kenaikan harga di daerah Priangan Timur dapat dikendalikan.

“Bank Indonesia mengapresiasi inisiatif Pemerintah Kabupaten Ciamis dalam melakukan berbagai upaya strategis untuk menjamin ketersediaan pasokan beras di masyarakat,” ujarnya.

Hal ini tentunya, kata Aswin, memberikan kontribusi yang positif dalam menekan kenaikan harga yang tidak wajar di masyarakat Kabupaten Ciamis.

Operasi Pasar Beras Murah di Kabupaten Ciamis juga seyogyanya menjadi sinyal yang baik bagi masyarakat, bahwa pemerintah hadir dan turun langsung untuk memastikan ketersediaan pasokan bahan pangan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat Kabupaten Ciamis dengan harga yang terjangkau.

Ke depan, lanjut Aswin, Bank Indonesia bersama dengan seluruh pemerintah daerah dan stakeholder terkait akan terus mencermati perkembangan inflasi di Wilayah Priangan Timur dengan seksama.

Selain itu, melaksanakan berbagai langkah strategis yang telah disusun melalui TPID guna menjaga inflasi berada di tingkat yang rendah dan stabil dalam rentang target 3±1%.

“Untuk itu, kami menghimbau masyarakat Ciamis dan masyarakat kabupaten/kota lain di Priangan Timur untuk tetap berbelanja bahan pangan dengan jumlah yang cukup sesuai kebutuhan tanpa harus cemas akan ketersediaan pasokan di pasar,” pungkasnya.***

Komentar