YOGYAKARTA (TUGUBANDUNG.ID) – Saat pandemi Covid-19 berkecamuk beberapa waktu lalu, ketika banyak kalangan yang lain merasa “terkurung”, tidak bisa bergerak, Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana justru “tidak konsisten” seperti yang lain. Intensitas silaturahim dan berbaginya justru meningkat. Dia masih terlihat “beredar” dari satu provinsi ke provinsi lain di Indonesia.
Penilaian tersebut disampaikan seorang wartawan senior yang tinggal di Yogyakarta Erwan Widyarto. Dia mencermati kiprah silaturahim dan kegiatan sosial Dr Aqua Dwipayana yang tidak pernah berhenti dan bahkan frekuensinya semakin meningkat.
Menurut Erwan lagi, Dr Aqua Dwipayana tidak hanya berbagi secara langsung, mantan wartawan Jawa Pos ini juga membagikan ilmu dan pengalamannya lewat daring (online). Menggunakan platform yang booming saat pandemi: zoom. Frekuensinya juga sangat tinggi.
Begitu pula hobinya membahagiakan orang lain. Suami Retno Setiasih ini paling bisa untuk membuat pihak lain bahagia. Bahkan sering berupa kejutan. Serba mendadak. Seperti tulisannya yang pernah dibagi dengan judul: “Kejutan Beruntun yang Menyenangkan Buat Tamu Istimewa“.
“Kejutan-kejutan seperti itu sudah dilakukan sejak lama dan juga terekam di dalam buku berjudul “Produktif Sampai Mati” karya saya. Di bagian awal buku itu saya tulis tentang hadiah umroh kejutan untuk John Kennedy, tukang kebun di PT Semen Padang. Hal yang menyenangkan seperti itu terus dilakukan secara “tidak konsisten” dalam bentuk pemberangkatan jamaah umroh The Power of Silaturahim (POS) I hingga IV. ‘Tidak konsisten’ karena setiap tahun jumlahnya terus meningkat,” ucap Erwan.
Kejutan membahagiakan lainnya, lanjut dia, semua sudah tahu. Misalnya, hadiah bulan madu atau wisata keluarga ke Bali atau ke Yogya. Semua “full service” dari Dr Aqua Dwipayana dan Keluarga. Yang paling aktual adalah sebagaimana tercermin dalam tulisan “Menjamu Tamu Istimewa dari Empat Negara di Resto Bali Timbungan, Bali.”
Saat sedang di Bali Dr Aqua Dwipayana berkesempatan menjamu para tamu istimewa dari empat negara. Sabtu (15/4/2023) sore silaturahim sambil buka puasa di resto Bali Timbungan Jalan Sunset Road No 88 Kuta, Badung, Bali, milik Billy Hartono Salim. Pengusaha sukses itu teman baik Dr Aqua Dwipayana.
Para tamu istimewa itu adalah Dandim 1619/Tabanan Letkol Inf Riza Taufiq Hasan sekeluarga dan pejabat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor Irawan. Sedangkan yang dari luar negeri adalah Tran Bao (Vietnam), Maro Chhum (Kamboja), dan Ry-Ann Lim (Malaysia). Mereka teman akrab putri sulung Dr Aqua Dwipayana, Alira Vania Putri Dwipayana.
Semua makanannya enak. Bahkan Billy memberikan hadiah beberapa makanan yang merupakan menu baru di resto itu.
“Terima kasih Pak Aqua sekeluarga atas silaturahim dan jamuan makan malamnya,” kata semua tamu istimewa itu senada.
Membuka lagi buku
Beberapa hari lalu, Erwan membuka lagi lembar demi lembar buku “Produktif Sampai Mati” tersebut. Ia pun teringat kembali bahwa buku tersebut telah mengantarkannya –tentu atas kebaikan Dr Aqua — menjadi anggota jamaah umroh POS I.
Membaca kembali buku itu, Erwan hanya ingin mengonfirmasi kembali yang ditulisnya tujuh tahun lalu itu. “Apakah yang saya tulis dari ‘Inspirasi seorang Aqua itu masih valid’. Apakah ‘resolusi 85% hidup saya untuk sosial’ dari seorang Aqua tersebut masih berlangsung, menurun atau malah meningkat?” gumam Erwan.
Dari poin-poin yang menjadi kata kunci (keywords) di buku tersebut, dan kegiatan-kegiatan Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional ini serta testimoni banyak pihak yang ia terima, pria tersebut berkesimpulan Dr Aqua Dwipayana “tidak konsisten”. Alias “tidak bisa” menjaga keajegan.
“Mengapa begitu? Ya. Ternyata apa yang dilakukan Dr Aqua “tidak konsisten”. Alias tidak sama dengan sebelumnya. Jika sebelumnya dia kerjakan A. Maka tujuh tahun setelahnya dia lakukan A++. Tidak konsisten kan?” ujar Erwan terkekeh.
Jika saat dia tulis buku tersebut pada 2016, Dr Aqua menyatakan 85% hidupnya untuk kegiatan sosial, sekarang sudah meningkat menjadi 90 atau mungkin malah 95%. “’Tidak konsisten’ kan?” ujarnya lagi.
Dalam pandangan Erwan yang menulis Buku “Produktif Sampai Mati” sebagai “hadiah kejutan” promosi S3 Dr Aqua Dwipayana pada 15 April 2016, sang motivator terkemuka itu sebagai seseorang yang “tidak konsisten”.
Buku tersebut ditulis Erwan karena terinspirasi kiprah dan jejak langkah seorang Aqua Dwipayana. Isinya merupakan pandangan-pandangan penulis terhadap kehidupan Dr Aqua Dwipayana yang dinilainya sangat inspiratif untuk memotivasi siapa pun yang tengah menyongsong atau memasuki masa pensiun.
Bagi banyak orang, kata Erwan, masa pensiun sering dianggap sebagai akhir masa “kejayaan” atau sebagai garis finish untuk berkarya. bagi yang masih berpikiran positif, masa pensiun disikapi sebagai masa pembebasan dari rutinitas kerja dan menikmati “hari tua” bersama keluarga. Adapun bagi yang sama sekali tidak siap, masa pensiun seolah sebagai terompet penanda kiamat yang meluruhkan semua kehebatan semasa masih bekerja, punya pangkat, atau memegang suatu jabatan.
Namun, bagi seorang Aqua Dwipayana, masa pensiun justru menjadi awal bagi pengabdian sosial yang jauh lebih besar dari sebelumnya. “Insya Allah, jika umur panjang, saya ingin 100 persen kegiatan saya sosial. Apakah lantas saya merasa miskin? Sama sekali tidak. Justru saya menjadi kaya raya.” Aqua Dwipayana. Kalimat tersebut tertulis pada sampul Buku “Produktif Sampai Mati”.
Peristiwa teraktual
Erwan kemudian menyebut peristiwa “paling aktual” yang ia alami, Selasa sore 18 April 2023. Hari sudah petang. Pukul 16.30. HP Erwan menerima panggilan masuk.
“Mas Erwan lagi di mana? Sibuk nggak? Buka bersama yuk hari ini. Ajak keluarga ya. Ajak Mas Adib juga. Mas Erwan yang tentukan tempatnya deh. “Nanti saya meluncur ke lokasi,” begitu suara Dr Aqua Dwipayana di seberang telefon, beruntun seperti peluru senapan serbu hehehe…,” ungkap Erwan.
Ini kejutan mendadak. Waktu sudah jelang berbuka. Erwan yang kebetulan lagi rileks, keluarga juga tidak ada jadwal berbuka. Tidak seperti hari-hari sebelumnya. Ada saja anggota keluarganya yang berbuka bersama. Bahkan, istrinya Dyah Arbaatun, selain menerima pesanan kue Lebaran, beberapa kali mendapat pesanan makanan untuk berbuka di masjid. “Alhamdulillah sore itu lagi bebas,” katanya.
Mereka pun berkoordinasi. Mencari resto yang masih memungkinkan menerima tamu. Erwan kemudian mengontak mantan wartawan Jawa Pos, Adib Lazwar Irkhami yang ternyata masih masuk kantor. “Alhamdulillah, di tengah penuhnya pengunjung Bale Ayu Resto Jombor Sleman, Yogyakarta masih ada tempat duduk untuk kami,” ujar bapak tiga anak itu.
Di resto yang terletak 100 meter utara Hotel The Rich Jogja, milik Soekeno, teman akrab Dr Aqua Dwipayana itulah, mereka mendadak buka bersama.
“Alhamdulillah, silaturahim mendadak ini penuh makna. Setidaknya kami merasakan kebahagiaan karena kejutan membahagiakan dari Mas Aqua Dwipayana. Termasuk kebahagiaan Pak Adib yang sepertinya melebihi bahagianya Pak Dahlan Iskan yang lagi Safari Tianjin, China. Kami bisa hadir bersama istri Dyah Arbaatun serta kedua anak kami Tsany Raihan Rivandani Erdyawan dan Rana Adriva Ahmaddary Erdyawan. Putra sulung kami Zaky Fadhila Faridanu Erdyawan masih di Bogor. Sedangkan Pak Adib kemudian disusul oleh Muhammad Rifky Gibran Irkhami, anak nomor duanya. Kami semua benar-benar bahagia. Apalagi dengan ‘tambahan kejutan’ yang kami terima saat kami berpamitan untuk pulang,” kata Erwan menguraikan.
Erwan menyampaikan terima kasih untuk “ketidakkonsistenan” Dr Aqua Dwipayana. “Tidak banyak orang yang bisa ‘tidak konsisten’ seperti sampeyan. Kami doakan semakin ‘tidak konsisten’ mengerjakan hal yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya,” kata Erwan mendoakan Dr Aqua Dwipayana.
Erwan kemudian merenungkan semua. Ia mencermati lagi tulisan-tulisan dan testimoni yang ada pada buku tersebut. “Maka kadang saya mau nulis tanggapan dari tulisan-tulisan yang ada, cuma geleng-gelang kepala. Semua sudah dilakukan Dr Aqua Dwipayana jauh sejak sebelum buku ‘Produktif Sampai Mati’ ditulis,” ucap Erwan Widyarto.***