Oleh Dr. Dedy Djamaluddin Malik, MS*
TULISAN singkat Rizal Fadilah yang keberatan penggunaan kata alumni UNPAD yang berkumpul pada 12 April di Jalan Jawa 50 Bandung untuk mendukung Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024 adalah bagian dari perbedaan pendapat biasa.
Rizal Keberatan penyantuman nama alumni Unpad karena yang mendukung Ganjar Pranowo hanyalah alumni Unpad simpatisan PDIP. Karenanya, kata aspirasi alumni Unpad dukung Ganjar bisa dituding sebagai Hoax. Nama Unpad pun akan tercoreng dan menjadi mainan politik praktis.
Apalagi lanjut Rizal Capres yang didukung itu disebut Jaksa terima suap 500 ribu US Dollar, hobby nonton film porno, dan menyakiti rakyat Wadas. Atas beberapa alasan itu, saya ingin mengklarifikasi dan menaggapi sebabagi berikut:
1. Rizal keliru bahwa kawan-kawan alumni yang diundang di Jalan Jawa 50 bukanlah simpatisan PDIP. Sejak 2019 sebagian alumni Unpad membentuk grup WA ”Alumni Unpad 4 NKRI”. Ada 195 peserta yang tergabung di grup tersebut. Mereka ini pada 2019 pendukung Jokowi dan pada 2024 banyak memilih Ganjar Pranowo. Mereka sama sekali bukanlah simpatisan PDIP bahkan mereka terbilang antipartai. Yang menyatukan mereka sosok figur, hati nurani dan tentu kecintaan pada almamater. Disitu banyak tokoh Unpad yang mewakili angkatan 1970 hingga 1990. Di antaranya Kang Omay K. Wiraatmaja (mantan Ketua IKA Unpad), Teh Iin Parlina Bimbo, Kang Dadang Zakaria, dan Peter Nelwan misalnya.
2. Bagi kader dan simpatisan PDIP haram hukumnya mendahului Ketua Umum Ibu Mega dalam mendeklarasikan Capres. Urun rembuk alumni Unpad terjadi pada 12 April. Sedang Ibu mendeklarasikan Ganjar sebagai Capres PDIP pada 21 April. Jadi saya disitu bukan berstatus sebagai orang PDIP karena saya telah melanggar aturan partai. Seandainya Ibu tidak mendukung Ganjar tapi Capres lain tentu saya berisiko. Posisi saya dalam acara urun rembuk itu lebih berstatus sebagai relawan Ganjar.
3. Rizal tak setuju nama Unpad dibawa-bawa dalam soal dukung-mendukung Capres. Setuju. Jajaran rektorat dan lembaga di bawahnya harus netral karena mereka ASN. Demikian pula IKA Unpad yang terikat AD-ART dan terikat mekanisme pengambilan keputusan. Sedang alumni Unpad, bukan organisasi formal di lingkungan Unpad. Alumni Unpad bersifat kultural, cair dan fleksibel. Alumni boleh mendukung Capres mana pun sepanjang punya argumentasi yang kokoh. Tapi kalau ketaksetujuan pada GP berdasarkan dalil hoaks, sungguh disayangkan.
Tuduhan GP menerima suap sudah dibantah sendiri oleh KPK, Novel Baswedan maupun Firli yang menyatakan Ganjar Pranowo tak terbukti (detikNews, 19/10/22). Pun berita Ganjar punya hobby nonton film porno, menurut Kominfo adalah hoaks (https://www.kominfo.go.id/content/detail/26378/disinformasi, 05/2020). Demikian pula soal Wedas, sudah terselesaikan.
4. Kalau Rizal tidak suka GP tak masalah. Tapi jangan ketidaksukaan menyebabkan berlaku tidak adil dengan cara menyebarluaskan fitnah. Seorang pemerhati kebangsaan sekelas Rizal, apalagi seorang pendakwah agama dan alumni Unpad lagi, tak elok berargumentasi dengan hoaks dan prasangka. Ini bisa menjatuhkan kredibilitas sendiri.
Disinilah sebenarnya peran alumni perguruan tinggi mana pun penting “turun gunung” dalam menentukan masa depan bangsa seperti pilpres ini. Mereka diharapkan mampu berfungsi menjadi obor masyarakat dalam pendidikan politik yang cerdas, rasional dan argumentatif, bukan berargumentasi dengan hoaks dan fitnah.
5. Dukung-mendukung alumni dari sebuah universitas atau perguruan tinggi adalah hal lumpah. Alumni ITB, UI dan Trisakti misalnya, mendukung Pak Jokowi pada Pilpres 2019. Bila pada 2024 pun banyak alumni satu kampus yang memberi dukungan kepada Ganjar Pranowo, atau Anis maupun Prabowo, itu sah-sah saja dan tidak akan membuat kampus jatuh. Perguruan tinggi lewat alumninya justru harus memberi pendidikan politik kepada bangsa tentang rasionalitas dan bukti kepemimpinan yang memberi manfaat banyak kepada rakyat.
6. Kepada para alumni Unpad di mana pun berada, silakan memberi dukungan kepada Capres yang dianggap terbaik. Bersikap netral pun tidak ada masalah. Tapi jangan menghalangi hak politik perorangan maupun secara berkelompok dari para alumni Unpad. Perbedaan adalah bagian dari demokrasi!***
Bandung, 27 April 2023.
*Penulis, inisiator Alumni Unpad untuk Ganjar