KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – Kinerja sektor jasa keuangan di provinsi Jawa Barat hingga data Maret 2024 menunjukkan kondisi yang stabil dengan kinerja yang positif serta profil risiko yang terjaga.
Sejumlah kegiatan edukasi keuangan bersama Lembaga Jasa Keuangan (LJK) juga terus dilakukan untuk terus meningkatkan literasi keuangan dan pelindungan konsumen.
“Perkembangan kinerja perbankan di Jawa Barat pada Maret 2024 juga mengalami pertumbuhan positif secara yoy, tercermin dari beberapa indikator antara lain realisasi kredit Bank Umum sebesar Rp126 triliun, tumbuh 7,88 persen yoy,” kata Kepala OJK Provinsi Jawa Barat Imansyah di Bandung, Senin (13/5/2024).
Kemudian menurut Imansyah, pertumbuhan kredit tersebut lebih rendah dibandingkan perbankan di Jawa Barat sebesar 9,21 persen yoy dan nasional sebesar 12,52 persen. Pertumbuhan penyaluran kredit atau pembiayaan perbankan per Maret 2024 di Jawa Barat mencapai Rp598 triliun yang ditopang oleh 63 entitas BU/BUS dan 252 BPR/BPRS.
“Nominal ini setara dengan porsi 8,25 persen dari total kredit nasional atau terbesar kedua setelah DKI Jakarta. Tingkat NPL terjaga di level 3,17 persen, membaik dibanding posisi bulan Merat 2023 (yoy) yang tercatat sebesar 3,47 persen,” jelasnya.
Kinerja Keuangan Non Bank
Piutang pembiayaan di Jawa Barat pada Maret 2024 mencapai Rp77,4 triliun atau tumbuh positif sebesar 9,96 persen yoy, NPF masih terjaga di level 2,87 persen. Berdasarkan jenis penggunaan, piutang pembiayaan didominasi oleh pembiayaan multiguna sebesar 62,4 persen disusul dengan pembiayaan investasi sebesar 23,2 persen, pembiayaan modal kerja 8,5 persen, dan pembiayaan dengan prinsip syariah sebesar 5,9 persen. Kinerja Perusahaan Pembiayaan tersebut ditopang oleh 1.331 kantor perusahaan pembiayaan baik kantor cabang maupun kantor pemasaran.
Pada Februari 2024, jumlah perusahaan fintech peer to peer lending yang berizin sebanyak 101 perusahaan dengan oustanding pembiayaan di Jawa Barat mencapai Rp16,68 triliun kepada 4,73 juta debitur. Dari sisi tingkat wanprestasi di atas 90 (sembilan puluh) hari sejak jatuh tempo (TWP 90) yaitu sebesar 3,90 persen. Secara outstanding, pembiayaan fintech lending di Jawa Barat merupakan yang terbesar Nasional.
Kinerja Pasar Modal
Sampai dengan Maret 2024, total Single Investor Identification (SID) di Jabar mencapai 2,7 juta, atau tumbuh 15,6 persen dibanding periode tahun sebelumnya. Jawa Barat menjadi Provinsi dengan jumlah SID terbanyak atau mencapai 22,1 persen secara Nasional.
“Hal ini menunjukkan antusiasme warga cukup tinggi untuk mengakses produk keuangan Pasar Modal. Selama dua bulan pertama tahun 2024, total transaksi saham dari Jawa Barat mencapai Rp36,6 triliun, terbesar ketiga setelah DKI Jakarta & Jawa Timur,” ujarnya.
Kolaborasi Program Literasi dan Inklusi Keuangan
Dalam rangka peningkatan indeks literasi dan inklusi keuangan, OJK Provinsi Jawa Barat hadir di Kabupaten Tasikmalaya bersama dengan Kantor OJK Tasikmalaya dalam memberikan edukasi keuangan pada tanggal 7 Mei 2024. Kegiatan yang diselenggarakan di Pondok Pesantran Riyadul ‘Ulum Tasikmalaya yang bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan khususnya terkait dengan perencanaan keungan dan gemar menabung sejak dini, agar para Santriwati bijak mengelola keuangan untuk mencapai masa depan yang cerah.
Dalam kegiatan tersebut Kepala OJK Provinsi Jawa Barat Imansyah juga mengimbau agar sinergitas dan kolaborasi terus terjalin dengan LJK di wilayah Priangan Timur khususnya di bawah pengawasan Kantor OJK Tasikmalaya.
“Terutama dalam upaya peningkatan literasi dan inklusi serta upaya pelindungan Konsumen dan masyarakat. Hal ini sangat penting, mengingat ekspektasi masyarakat terhadap LJK sangat tinggi terutama dalam hal pemberian produk dan layanan yang diterapkan sesuai ketentuan dengan mengedepankan aspek kehati-hatian,” pungkasnya. (Pun)***
Komentar