Optimalisasi Potensi Pembangunan Tol Getaci untuk Mendukung Kemajuan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat di Priangan Timur

KOTA TASIKMALAYA, (TUGU BANDUNG.ID),- Pembangunan Tol Gedebage – Tasikmalaya – Cilacap (Getaci) menjadi kunci dalam mempercepat interkonektivitas dan memperluas skala ekonomi di Priangan Timur. Namun disisi lain adanya jalan tol juga memiliki risiko negatif terhadap perekonomian daerah apabila tidak dipersiapkan dengan baik.

Pemerintah Daerah Kota Tasikmalaya bersama Bank Indonesia Tasikmalaya menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Pasca Pembangunan Jalan Tol Getaci di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya, Kamis (2/11/2023).

Sebagai upaya memperoleh masukan dalam menyusun rumusan kebijakan untuk mengoptimalkan potensi pembangunan Tol Getaci dan mengantisipasi risiko negatifnya terhadap perekonomian Priangan Timur.

Pj. Walikota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah mengatakan, dalam FGD ini menekankan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Pasca Pembangunan Jalan Tol Getaci. Optimalisasi potensi pembangunan Tol Getaci untuk mendukung kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Priangan Timur, khususnya Kota Tasikmalaya

“Kita tentu tidak mau ketinggalan start, perencanaan pembangunan Tol Getaci harus disambut dengan dukungan semua stakeholder dan masyarakat agar bisa segera terealisasi. Jika tidak sekarang tidak akan sempat dilakukan perubahan,” katanya usai FGD di BI Tasikmalaya.

Pihaknya menyambut dengan antusias terkait perencanaan pembangunan Tol Getaci ini, sebab perubahan akan berbanding lurus terhadap Kota/Kabupaten yang akan dilaluinya. Hal ini membawa angin segar dalam meningkatkan kesejahteran dan pembangunan Kota Tasikmalaya.

“Harus segera dipersiapkan RTRW/RDTR, dukungan masyarakat untuk antisipasi dampak sosial. Sebab dampak ekonomin akan lebih besar yang akan dirasakan oleh seluruh masyarakat. Dibutuhkan masukan dan dukungan untuk Tasikmalaya kedepan bukan untuk segelintir kepentingan<” katanya.

Ia menambahkan, terdapat beberapa urgensi pembangunan Tol Getaci, yakni meningkatkan konektivitas, mendukung jalur logistik, solusi kemacetan dan sebagai upaya pemerataan Jabar Utara dengan Jabar selatan.

Jalan tol menjadi jembatan bagi Priangan Timur untuk menghubungkan antar wilayah, mendorong investasi dan pengembangan ekonomi khususnya sektor pariwisata. Disisi pengendalian inflasi, Jalan Tol dapat mejaga kelancaran distribusi dan mengefisiensikan pergerakan barang dan jasa.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya Aswin Kosotali mengatakan, sebagai upaya optimalisasi peluang pembangunan tol Getaci di Priangan Timur, terdapat beberapa aspek yang perlu ditindaklanjuti bersama-sama diantaranya, Mapping Kebutuhan, Pemerintah daerah perlu memetakan kebutuhan terkait upaya pemanfaatan tol Getaci seperti daerah/exit toll Getaci, potensi ekonomi di sekitar exit toll, potensi ekonomi wilayah, dan tantangan/risiko dari adanya pembangunan tol.

Selain itu, Roadmap, Keberadaan peta jalan pembangunan yang saling terkait antara pembangunan toll dengan rencana pembangunan daerah jangka pendek – menengah – panjang. Transformasi, Upaya perbaikan/penguatan baik dari sisi regulasi, birokrasi, maupun koordinasi yang diperlukan dalam rangka memanfaatkan peluang peningkatan ekonomi seiring dengan pembangunan toll Getaci.

Beberapa hal yang perlu dipersiapkan antara lain, Perda pendukung, kemudahan perizinan, Penguatan tata ruang (RTRW/RDTR), insentif pajak, percepatan infrastruktur pendukung, dukungan SDM, Pembiayaan, Project Ready To Offers, Keberadaan BUMD.

Hal yang perlu diperkuat juga kolaborasi dengan merangkul pelaku usaha, civitas akademika, asosiasi, maupun stakeholders terkait untuk bersama-sama mendukung upaya pemanfaatan peluang pembangunan tol.

Jalan tol memiliki risiko terhadap perekonomian daerah apabila tidak mempersiapkan dengan baik, diantaranya, pembangunan jalan tol menimbulkan isu lingkungan (sampah, banjir, dan terganggunya irigasi pertanian) dan terjadi perubahan pola aktivitas penduduk.

Sebagaimana survei Bank Indonesia menyatakan bahwa generasi digital di Priangan Timur cenderung untuk menghabiskan/beraktivitas di luar Priangan Timur (konsumsi dari segi kuliner, fesyen, kriya, hiburan dan lainya. Terjadi perubahan tata ruang akibat perencanaan yang tidak diatur dengan baik; dan terjadinya perlambatan ekonomi.

“FGD Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Pasca Pembangunan Jalan Tol Getaci diharapkan mampu mendorong sinergi dari semua pihak di Priangan Timur agar Jalan Tol yang akan mulai dibangun pada tahun 2024 dapat dioptimalkan sebaik mungkin untuk mendukung kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Pringan Timur,” ungkap Aswin.

Sementara dalam FGD tersebut juga hadir Wakil Walikota Banjar Nana Suryana para Pimpinan Daerah se-Priangan Timur, dan stakeholders terkait lainnya, tokoh masyarakat juga akademisi.

Kepala Sub Direktorat Perencanaan Teknis Jalan Bebas Hambatan Kementerian PUPR, Dedy Gunawan menyebutkan, pembangunan Tol Getaci ini cukup panjang. Dimana pada pross lelang sempat gagal karena dalam perencanaan awal pembangunan tol ini dari Gedebage sampai Cilacap. Termasuk Pangandaran, setelah melewati kajian dan diputuskan lewat Pangandaran, agar daerah tersebut juga berkembang.

“Sempat gagal lelang, dikarenakan dirasa berat bagi para investor harus menyediakan anggaran hingga Rp56 triliun,” katanya saat menjadi nara sumber dalam FGD di BI Tasikmalaya.

Ia menyebut, agar tidak terlalu berat terhadap investor, maka untuk tahap pertama perencanaan pembangunan tol ini sampai Ciamis. Sebab, jika semua dilelang dengan nilai sekitar Rp56 triliun, maka bagi investor itu cukup berat. Itulah yang menjadi salah satu faktor gagal lelang kemarin.

Ditambahkan Dedy, dalam menyambut perencanaan pembangunan tol Getaci ini, daerah yang terlintasi Tol Getaci agar mendorong pusat-pusat perekonomian tumbuh pesat dari sekarang. Lalu nanti saat Tol Getaci beres, maka konektivitasnya sudah siap.***

Komentar